Senin, 25 April 2011

All About (KA Eksekutif) Turangga

Kereta api Turangga yang melayani koridor Bandung - Surabaya mulai dioperasikan pada tanggal 2 September 1995. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu kurang lebih 12 jam
Pada awal pengoperasiannya, kereta ini diluncurkan dengan kelas bisnis dan eksekutif. Namun, sejak 11 Oktober 1999 semua rangkaiannya diubah menjadi kelas eksekutif. Kereta api dengan desain layanan kelas eksekutif satwa ini menawarkan alternatif perjalanan pada malam hari Rangkaian KA Turangga terdiri dari 6-8 gerbong kelas eksekutif (seperti) pesawat (K1), 1 kereta makan (KM), 1 kereta pembangkit (MP), dan 1 kereta bagasi (B) dan sudah terbiasa di tarik lokomotif CC 204.
Sejak tanggal 19 Januari 2009, rangkaian KA Turangga diperbaharui dengan rangkaian kereta (seperti) pesawat yang memiliki interior hijau.
Selain KA Turangga Ada juga Kereta Yang melayani rute Surabaya-Bandung, yaitu :Argo Wilis,Mutiara selatan,Dan Pasundan

Nama Turangga diambil dari nama lain kuda tunggangan para raja/ bangsawan di Jawa yang melambangkan kendaraan yang bisa melaju dengan kencang dalam berbagai cuaca untuk melambangkan pelayanan angkutan kereta api yang handal, cepat dan nyaman.
Image : KA Turangga Stabling Jalur 1 Surabaya Kota (SB)
            Dengan Lokomotif CC 204 10 05

Minggu, 24 April 2011

All About Komuter Delta ekspres

Delta Ekspres merupakan KA Komuter ekonomi yang melayani koridor Surabaya-Sidoarjo-Porong. Kereta rel diesel ini lahir karena efek dari luapan Lumpur Sidoarjo yang mengganggu arus lalu-lintas jalan raya Porong. Waktu yang ditempuh untuk perjalanan dari Stasiun Surabaya Kota ke Porong adalah selama 1 jam 15 menit. Waktu tempuh ini jauh lebih cepat daripada waktu yang harus ditempuh jika menggunakan jasa transportasi lain seperti angkutan kota maupun bus. Tarif jauh-dekat sebesar Rp. 2.000,00 membuat KRD ini menjadi primadona kaum komuter dari Sidoarjo dan sekitarnya.
Image : KA Kommuter Delta Express (Versi Kuning) Masuk Surabaya Gubeng

All About Kereta Api Penataran

      Adalah Kereta Api kelas ekonomi yang melayani Rute Surabaya Kota (SB)- Malang(ML)-Blitar(BL)PP
Uniknya KA penataran Ini bisa berganti nama Menjadi KA Rapih Dhoho dengan rangkaian yang sama hanya saja dengan rute berbeda, ketika Melayani Rute Surabaya Kota (SB)-Kertosono(KTS)-Blitar(BL)
Nama "Penataran" diambil dari nama candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di Kabupaten Blitar.
 Image : KA Penataran 976 Masuk Stasiun Tanggulangin (TGA)

All About (KA Bisnis-Eksekutif) Mutiara Timur

Mutiara Timur adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa dengan jurusan Surabaya Kota - Banyuwangi Baru.
Kereta api Mutiara Timur dioperasikan pertama kali pada tahun 1972 dengan menawarkan layanan kelas ekonomi dan bisnis. Sejak tanggal 7 April 1996 diluncurkan layanan baru dengan menggantinya menjadi kelas bisnis dan eksekutif. Kereta api ini sengaja dirancang ulang untuk kelas bisnis dan eksektutif yang menginginkan perjalanan ke Pulau Bali dan sebaliknya. Kereta ini menempuh koridor Surabaya-Banyuwangi dengan jarak 307 km, ditempuh dalam waktu sekitar 6 jam 30 menit.[1]
Dalam perjalanannya, kereta api dengan kapasitas 360 tempat duduk yang umumnya terdiri atas 2 kereta kelas eksekutif, 1 kereta makan KMP2 dan 4 kereta kelas bisnis ini berhenti di Stasiun Sidoarjo, Bangil, Pasuruan,Probolinggo, Tanggul, Rambipuji, Jember, Kalisat, Kalibaru, Kalisetail dan Rogojampi.
Mutiara timur juga satu-satunya kereta berkelas bisnis-eksekutif  yang melayani jalur timur(Wonokromo-Bangil) surabaya dan satu-satunya kereta bisnis eksekutif yang ada di daops 9 JR(jember) dan sering di sebut sebut kereta kebanggaan daops 9 JR

Menuju Denpasar

Untuk penumpang yang akan meneruskan perjalanan dari Banyuwangi ke Denpasar dan sebaliknya disediakan bus eksekutif sebagai bagian dari keseluruhan pelayanan yang disajikan oleh PT. Kereta Api. Setiap harinya terdapat dua alternatif perjalanan kereta api dari Surabaya - Banyuwangi dan dari arah sebaliknya dengan jadwal pemberangkatan pada pagi dan malam hari.
 image : Ketika KA 88 mutiara Timur masuk Waru Dengan Lokomotif CC 204 21

                                                       JADWAL KA MUTIARA TIMUR
  •                  KA 87 Mutiara Timur :Surabaya Gubeng (09.00) - Banyuwangi (15.52)
  •                  KA 88 Mutiara Timur :Banyuwangi (09.00) - Surabaya Gubeng (16.05)
  •                  KA 89 Mutiara Timur :Surabaya Gubeng (22:30) - Banyuwangi (05:17)
  •                  KA 90 Mutiara Timur :Banyuwangi (22.15) - Surabaya Gubeng (04.54)

Rabu, 13 April 2011

All ABout StAsIUn WaRu

Stasiun Waru (WR) adalah Stasiun Kereta Api yang terletak di Kedungrejo, Waru, Sidoarjo. Stasiun yang terletak di ketinggian +5 m dpl ini berada di Daerah operasi VIII surabaya, tepatnya di pinggir jalan raya Surabaya-Sidoarjo. Dahulu, Stasiun Waru pernah memiliki 4 jalur rel,dan sangat ramai untuk Transit kereta api Barang dan kereta api penumpang namun sekarang hanya tinggal 2 yang aktif, sementara 2 jalur lainnya sudah tidak aktif lagi. Pada jalur barang itu masih dapat dilihat bekas pengangkut barang dan derek (crane) meskipun kondisinya sudah sangat memperihatinkan....
 image : Stasiun Waru ketika KA Kommuter (surabaya-porong) jalur 2
             akan bersilang dengan KA Logawa (Jember-Purwokerto-cilacap)

Untuk Saat ini stasiun Waru yang mempunyai 2 jalur aktif nya di lewati berbagi kereta api
yaitu KA Mutiara Timur(surabaya-banyuwangi PP) yang berjalan langsung , KA Logawa (Jember-Purwokerto-Cilacap PP) yang berjalan langsung ,KA Sri Tanjung (lempuyangan-banyuwangi PP)yang berjalan langsung , KA Penataran (Surabaya-Malang-Blitar PP) berhenti Di Stasiun Waru , KA Kommuter DELTA EXPRESS (Surabaya-Porong) berhenti Di Stasiun Waru Dan KA Barang "Pertamina"  yang juga berjalan langsung

Selasa, 12 April 2011

Sejarah perkeretaapian di Indonesia

Sejarah perkeretaapian di Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pembangunan jembatan rel di wilayah Banyuwangi.
Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Kereta listrik pertama beroperasi 1925, menghubungkan Weltevreden dengan Tandjoengpriok.
Keberhasilan swasta, NV. NISm membangun jalan KA antara Samarang-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.

Perkembangan di luar Jawa


Halte Si Loengkang di jalur Solok-Silungkang, ketika baru selesai dibangun.
Selain di Jawa, pembangunan rel KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.

Pendudukan Jepang

Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api" (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta Api Republik Indonesia" (DKARI).

welcome

WelCome TO my BLOG...
This blog will discuss about the the train and multimedia
so ENjoY This Blog!!!